Rabu, 17 September 2014

DEWI KUNTI ~ MAHABHARATA

       Sura, kakek Sri Krishna, adalah keturunan terhormat wangsa Yadawa. Putrinya, Pritha, terkenal berkat kecantikan dan kebaikan budinya. Karena sepupunya Kuntibhoja tidak memiliki anak, Sura memberikan Pritha untuk dijadikan anak angkat. Sejak saat itulah, Pritha dikenal sebagai Dewi Kunti, mengikuti nama ayah angkatnya.
       Ketika Dewi Kunti masih kecil, Resi Durwasa tinggal cukup lama di rumah ayah angkatnya. Dewi Kunti melayani resi itu dengan penuh perhatian, kesabaran, dan bakti. Resi Durwasa sangat senang dengan sikap Dewi Kunti yang penuh perhatian, sehingga ia menghadiahkan mantra sakti kepada putri keccil itu. Katanya "Dengan mantra itu, engkau bisa memanggil seorang dewa, siapaun dia. Ia akan muncul di hadapanmu dan memberimu seorang anak yang mempunyai keagungan sepertinya." Resi Durwasa menghadiahi putri kecil mantra sakti itu karena ia dengan kekuatan yogyanya bisa meramalkan bahwa kelak putri itu akan nasib buruk dengan suaminya.
        Karena sangat ingin tahu, suatu hari dia mencoba mantra sakti itu. Dia mengucapkan mantra dan memanggil Batara Surya yang sedang memancarkan cahayanya dari kahyangan. Tiba-tiba langit menjadi gelap tertutp awan. Kemudian, dari balik awan mucul-lah Batara Surya di hadapan Dewi Kunti yang cantik jelita. Dewa itu menatap dengan pandangan takjub dan penuh gairah. Dewi Kunti yang terpesona oleh kekutan gaib dan kewibawaan tamu agungnya bertanya : "Siapakah yang Mulia?"
       Batara Surya menjawab : "Wahai Putri yang catik, akulah Dewa Matahari. Engkau memanggilku dengan kekuatan mantra pemberi anak yang engkau ucapkan."
       Kunti sangat terkejut dan berkata : "Hamba seorang gadis yang belum menikah dan masih tergantung pada ayah hamba. Hamba belum siap untuk menjadi seorang ibu dan belum menginginkan seorang putra. Hamba hanya ingin mencoba kesaktian mantra yang diberika oleh Resi Durwasa kepada hamba. Hamba mohon Yang Mulia kembali ke Kahyangan. Dan maafkan kebodohanku." Namun demikian, Batara Surya tidak dapat kembali ke Kahyangan karena kekuatan gaib mantra itu. Dewi Kunti sangat cemas jika dia hamil karena dia belum menikah. Dia takut nanti dia dicemooh seluruh dunia. Batara Surya menenangkan putri itu.
       "Tidak akan ada yang mencomoohmu, setelah melahirkan putraku, engkau akan kembali perawan."
      Akhirnya, Kunti mengandung berkat Batara Surya, yang memberikan cahaya dan kehidupaan di seluruh muka bumi. Tidak seperti manusia biasa yang butuh waktu sembilan bulan, kelahiran yang bersifat ketuhanaan bisa terjadi seketika itu juga. Kunti melahirkan Karna yang lahir lengkap dengan seperangkat senjataperang yang suci, hiasan telinga. Anak itu cemerlaang dan tampan seperti Dewa Matahari. Kelak ia akan menjadi salah satupahlawan besar dunia. Dan memang benar, berkat mantra Batara Surya setelah melahirkan Dewi Kunti menjadi perawan suci kembali.
      Kunti kebingungan dengan apa yang harus ia lakukan dengan anak itu. Untuk menghindari rasa malu, Kunti menaruh anak ituke dalam kotak yang tertutup rapat dan menghanyutkannya ke sungai. Kebetulan seorang saiss kereta yang tidak punya anak melihat kotak itu yang terhanyut arus sungai. Ia mengambil kotak itu dan membukanya. Ia sangat terkejut dan gembira ketika mendapati seorang bayi tampan di kotak itu. Ia segera menyerahkannya kepada istrinya. Sang istri menerimanya dengan kasih ibu yang melimpah. Demikianlah, Karna, Putra Batara Surya, diasuh dan dibesarkan sebagai anak keluarga sais kereta kuda.
       Ketika tiba waktuya Dewi Kunti menikah, Raja KuntiBhoja mengundang semua putra mahkota kerajaan-kerajaan sekitar untuk mengikuti sayembara untuk menjadi suami putri angkatnya. Banyak orang yang mengikuti sayembara karena Kunti terkenal sebagai putri yang cantik dan baik budi. Akhirnya, Kunti mengalungkan karangan bunga anda kemenangan di leher Raja Pandu. Pandu adalah turunan Bharata yang cemerlang. Keluhuran pribadinya mengungguli semua putra mahkota yang mengikuti sayembara. Upacara pernikahan dilaksanakan dengan khidmat. Stelah itu, Kunti mengikuti suaminya ke Kerajaan Hastinapura.
      Karena nasihat Bhisma dan sesuai adat kebiasaan zaman itu, Raja Pandu mengambil Dewi Madri, saudara Raja Madra, menjadi istri kedua. Zaman dulu, raja memiliki dua atau tiga istri untuk memastikan kelangsungan keturunannya dan tidak sekedar untuk memenuhi dorongan gairah seksual.


Dewi Kunti di Mahabharata Starplus India-Mumbai {Shafaaq Naaz}



Dewi Kunti with Baby Karna Surya Son


Baby Karna, Surya Son




Salam Manis
Yuni

4 komentar:

  1. gue ngak tau tentang begituan, =)) yang gue tau sih.....
    ngak ada sih cuma itu itu aja haha .

    BalasHapus
  2. http://sekantongkata.blogspot.com/2014/01/munaqosah.html

    postingan gue :D

    BalasHapus
  3. Klau enggak tau, monggo dibaca agar anda tau :) hahha ini sejarah yang waow

    BalasHapus

Yuni Lestari. Diberdayakan oleh Blogger.
Hetalia: Axis Powers - Liechtenstein
 
Yuni chan Blog Blogger Template by Ipietoon Blogger Template