Rabu, 24 September 2014

MOS? AWALKU MENGENAL CINTA

**Hoammsszz,,,,,

Aku terbangung dari tidurku yang pulas namun rasa ngantuk itu masih ada. Tapi aku tak bisa melanjutkan untuk tidur lagi karena jam beker ku telah menunjukkan pukul 04.45 WIB. Aku harus segera mandi dan sholat subuh dan mempersiapkan semua pelaratan sekolah. Yeah, hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah SMP setelah 6 tahun lamanya aku belajar di SD kini ku berpindah menjadi SMP.


Dimana semua mata pelajaran lebih sulit dari SD. Setelah semua telah ku siapkan kini waktunya untuk sarapan pagi bersama keluarga. Aku dan keluarga ku menikmati menu sarapan untuk pagi ini sambil berbincang-bincang. “Dek, hari nih luh MOS ya?” tanya Anas kakakku, “Iya mas, kenapa emangnya? Pengen ikut MOS lagi kayak zaman mas SMP dulu?” tanya ku balik, “Ya gak lah, ngapain cobak mas ikut MOS lagi, mas kan udah kuliah udah lewat tuh masa-masa SMP” jawab kakakku. Huh, bilang aja mas kalau luh mau ikut balik lagi ke masa-masa SMP. “Awas loh dek, kalau lagi MOS kamu dijaili sama OSIS.” Goda kakakku, “Biarin, ya aku lawan.” Jawabku keras. Hahaha, emang aku berani menentang kakak kelas yah? Aku aja anak baru, masa udah berani songong, ada-ada aja nih aku.

Setelah selesai sarapan, kini ku berangkat sekolah dengan diantar sama ayahku tercinta dengan mengendarai sepeda motor. Huh so sweet nya padahal cuma ayah sama anak kok bisa so sweet gitu, aneh!. Setelah 15 menit dalam perjalanan kini ku sudah sampai di depan sekolahku. Sekolahku itu besar, bersih, hijau, sejuk, pokoknya ya gitu lah. Pas banget dengan sekolah yang aku inginkan. Ahh, ngapain aku lama-lama berdiri di depan sekolah hanya karena memandangi cover sekolah lebih baik aku masuk saja dan mencari kelas ku. Yeah kelas, ngomong-ngomong soal kelas, aku belum tau aku bakalan masuk kelas apa karena hari ini hari pertama MOS belum sekolah beneran.

Kini ku mulai berjalan, menengok ke kanan dan ke kiri mencari kelasku. Dan hingga akhirnya terdengar suara (Brakkkk,,,) yeah, saking aku seriusnya mencari kelas ku, sampai-sampai aku tak sengaja menabrak seorang cowok yang sedang berjalan mencari kelasnya juga. Huh, aku sungguh malu sekali. “Maaf ya maaf, aku gak sengaja.” Pinta ku pada anak itu, “Iya, gak apa-apa kok.” Jawab anak itu. Setelah kejadian itu aku sungguh malu sekali. Masa baru masuk sekolah aja udah buat kesalahan, mau di taruh mana nih mukaku. Dan kini ku melanjutkan tugas utama ku yaitu mencari kelasku.

Setelah sekian menit ku mencari kelasku dengan susah payah kini ku telah menemukannya. Kemudian tanpa basa-basi aku langsung masuk dan melihat sekelilingnya. Kelas yang akan aku tempati begitu bersih, kinclong, cling cling gitu. Namun langkah ku terhenti ketika aku tak sengaja melihat seorang cowok, dan cowok itu adalah anak yang tak sengaja aku tabrak ketika aku berjalan tadi. Oh tuhan, mau di taruh mana nih muka ku??? Malu banget nih. Namu aku paksakan untuk masuk kelas itu dengan muka yang sangat malu. Oh tuhan, kenapa aku MOS bisa satu kelas sama anak itu? Kenapa? Aku bingung?

**Teeettt,, teeettt,,,

Bel sekolah telah berbunyi menandakan jam masuk telah tiba. Kakak OSIS mulai memasuki ruangannya masing-masing. Dan 5 kakak OSIS telah memasuki kelasku. Wow!! Aku terkejut ketika aku melihat kakak OSIS yang masuk ke kelasku. Mereka sungguh ganteng, cantik, cool abis deh pokoknya dan satu lagi gak kelihatan seperti orang yang kejam dan jail. Mereka semua memperkenal diri mereka masing-masing. Ada Kak Yayan, Kak Lida, Kak kitom, Kak Delya, dan Kak Obama. Setelah mereka memperkenal diri kini giliran penghuni kelas ini yang akan memperkenalkan dirinya. Hah!! Yaahhh,, bakalan malu nih kalau cowok itu tau namaku, haduh nasib nasib. “yang paling pojok belakang kanan, tolong sebutkan nama dan asal sekolah.” Pinta Kak Obama. Satu per satu mulai memperkenalkan diri masing-masing hingga kini giliranku. “Coba kamu berdiri dek.” Pinta Kak Kitom ke aku, oh my god -_- dengan perasaan malu dan gerogi aku mulai memperkenalkan diri “Hmm,, namaku Nita Lestari Liana, biasa dipanggil dengan sebutan Nita, asal sekolah dari SDN Taruna Jaya.” Aku memperkenal diri. Namun disaat aku sedang memperkenalkan diri, dengan tak sengaja pula dan aku pun tak tau, entah kenapa aku melihat si anak cowok yang bikin aku malu. Dan disaat aku memperkenalkan diri pula dia juga memperhatikan aku. Oh tuhan,, ada apa ini?? Kemudian setelah aku memperkenalkan diri kini giliran si cowok tersebut memperkenalkan dirinya, “Namaku Alaisa Rasyid panggil saja Isa, asal sekolah dari SDN Budi Bakhti.” Dia memperkenalkan dirinya. Hmm,, kini aku sudah tau ternyata si cowok yang aku tabrak tadi dia bernama Isa.

Setelah semua penghuni kelas tersebut memperkenalkan dirinya masing-masing kini para kakak OSIS mengajak kita untuk bermain bersama sambil menunggu ada pengajar yang masuk untuk memberi  materi tentang beradaptasi dengan lingkungan sekolah. Yes! Aku seneng banget, aku paling seneng kalau diajak bermain. Banyak permainan yang kami lakukan selama hari pertama MOS. Mulai dari sugesti, tebak gambar, asah otak, persahabatan, dan lain-lain lah dan semua itu seru banget.

            **teeettt,, teeettt,, teeettt,, teeettt,

Lagi-lagi bel sekolah berbunyi dan jam dinding kelas menunjukkan jam 11.00 WIB. Dan itu tandanya adalah bel pulang. Huh, seneng banget kalau mendengar bel pulang. Karena aku ingin cepat-cepat merebahkan dan memanjakan diri ini dengan berbaring diatas dunia yang empuk yaitu kasur istimewaku, hahahaha.

Setelah sesampainya aku di rumah, aku langsung menuju ke kamarku untuk berganti baju dan mempersiapkan diri untuk makan siang. Ketika aku makan siang namun hanya sama ibu ku saja karena ayah sedang kerja dan kakakku sedang kuliah. “Nit, tadi gimana MOS nya? Seru?” tanya ibuku, “Seru sih bu, tapi aku malu soalnya masa baru aja jadi murid baru udah buat kesalahan sama anak lain, tadi waktu aku cari kelasku aku gak sengaja nabrak seorang cowok, itu bikin aku malu bu dan lebih malu lagi karena aku MOS satu kelas sama dia bu, itu menjengkelkan!” jawabku kesal. “Biasanya kalau ada kejadian gitu suatu saat ada getar-getar cinta yang tumbuh loh Nit.” Goda ibuku, “Haduh bu, apaan sih? Aku gak tau soal apa itu cinta, Nita kan masil kecil.” Jawabku. Dan ibuku hanya tertawa kecil. -_-

*keesokan harinya

Hari ini hari kedua MOS moga aja gak kayak kemaren, dan hari ini semoga hari keberuntunganku, amin ya tuhan. 

**teeettt,, teeettt,,

Bel sekolah berbunyi dua kali itu tandanya adalah masuk. Namun hari ini ada peristiwa lucu dan aneh juga, yaitu anak cowok yang aku tabrak kemarin, dia hari ini datang terlambat dan yang pasti dia dapat hukuman dari kakak OSIS dia disuruh joget di depan penghuni kelas ku. Oh tuhan! Gaya jogetnya ituloh bikin semua penghuni pada ketawa terbahak-bahak termasuk juga aku. Hahahaha, mungkin si Isa itu pelawak masa joget biasa udah bisa bikin semua orang ketawa, hebat. Dan Isa mendapat hadiah tepuk tangan yang meriah. Prok,, prokk,, prokk,,,.

Tapi, ketika Isa joget aku merasa ada yang aneh dengan diriku. Aku merasa seperti ada sesuatu di dalam hati ini. Ahh, mungkin ini perasaan ku saja. Aku masih kecil, masa udah ngerti apa itu suka, cinta, sayang sama lain jenis. Ahh, mungkin hanya perasaan ku saja, lupakanlah. Apalagi aku baru saja kenal Isa karena kejadian tabrakan yang tak sengaja. Namun sepertinya hati ini tak bisa dibohongi. Setiap kali ku tatap matanya, seperti ada sesuatu yang ganjal di hati ini. Oh my god! Nita!. Jangan sampai aku bisa suka sama Isa.

Kini MOS telah selesai, saatnya pembagian kelas dan hari ini juga langsung mulai memasuki dunia SMP yang sebenarnya. Pak Mat mulai menempelkan kertas yang berisi daftar pembagian kelas. Hatiku begitu dag dig dug, penasaran aku akan masuk kelas apa? Setelah Pak Mat selesai menempel, anak-anak mulai menyerbu tempat mading sekolah. Huh, aku begitu kesulitan ketika aku ingin melihat pembagian kelas. Di tempat itu begitu sesak, dan ketika aku menerobos anak-anak, kaki ku kesleo tapi entah kenapa saat itu ada Isa yang nolongi aku. Dia tak sengaja memegang tanganku agar aku gak jatuh. Dan saat itu pula aku menjadi bahan tontonan anak-anak yang ada di tempat itu, dari asalnya anak-anak yang ingin melihat pembagian kelas kini mata mereka berpusat ke aku dan Isa. Ahh, sungguh aku malu untuk kedua kalinya. SIAL!! Anak-anak pada menyoraki aku dengan sorakan yang begitu keras. Cieee.. cieee.. so sweetnya. Dan seketika itu aku langsung melepaskan tangan Isa dari tanganku dan langsung meningglkan tempat itu dan menuju ke kantin dengan perasaan malu banget.

Oh tuhan, kenapa aku hari ini sial sih?? Ada apa sih sebenarnya?? Aku bingung. Dan ketika aku sedang duduk-duduk di kantin datanglah tiga temanku yaitu Nela, Riska, dan Enis. “Cie yang tadi ditolongin sama Isa.” Goda Nela. “Cie,, hayoo,, ada apa? Kamu suka ya Nit sama Isa atau Isa yang suka kamu? Atau kalian berdua sama-sama suka?“ tambah Riska pula. “Ihh, apaan sih, udah ahh jangan bahas kejadian barusan, malu tau.” Jawabku bete. Aku sungguh malu untuk kedua kalinya hanya gara-gara tuh cowok yang bernama Isa. Tapi disaat Nela dan Riska membicarakan soal aku dan Isa, entah kenapa si Enis kok kelihatannya cuek, bete, males dan begitulah.

Namun lagi-lagi ketika aku berada di dekatnya Isa dan ku tatap matanya tadi, hati ini serasa ada sesuatu yang tersembunyi dan tak bisa di ungkapkan tapi aku tak tau sesuatu apakah itu. Oh tuhan, jangan buat aku bingung dong! Aku gak mau kalau aku suka sama Isa.

Hmm,, hari-hari telah berlalu. Namun aku masih saja bingung akan sesuatu yang ada di hati ini. Apa aku sayang? Apa aku suka? Apa aku cinta? Apa aku benci? Apa? Aku bingung? Atau apa?. Hingga pada suatu hari ketika aku dan ketiga orang temanku sedang berada di kantin sekolah, dan tak sengaja tepat berada di belakangku adalah Isa bersama kawan-kawannya yaitu Hilmi, Fajar, Syarif, dan Vikran. Dan saat itu pula aku tak sengaja mendengar percakapan mereka meski sedikit gak jelas sih.

“Sa, apa kamu beneran ada rasa sama si Nita itu? Anak yang pernah nabrak kamu saat hari pertama MOS?” tanya Hilmi. “Ahh, gak tau aku bingung sama perasaan ini.” Jawab Isa. Isa pun juga bingung dengan keadaan hatinya sekarang, apakah Isa suka, sayang, cinta sama Nita. Isa pun juga tak tau dan gak mengerti. Kemudian Syarif mencoba untuk membujuk Isa untuk lebih deket dengan aku karena bisa jadi Isa memang bener suka sama aku namun hanya Isa nya saja yang malu untuk mengungkapkan perasaannya. Dan Vikran pun mencoba untuk membantu Isa dengan menyuruh Isa untuk meminta nomer hpku hanya untuk lebih deket dan sekaligus pdkt.“Tapi Sa, ehmm,, gimana kalau kamu minta nomer hpnya dulu untuk pdkt sama Nita?” Tawar Vikran. Dan Isa pun setuju dengan ide temannya itu.

Dan setelah aku mendengar sebagian percakapan dari mereka meski sedikit enggak jelas, tapi akhirnya aku tau ternyata Isa suka sama aku meski Isa masih sedikit bingung. Tuhkan tuhan,kini semua terungkap, setelah sekian hari hati ini gelisah dan bingung akan sesuatu yang ada di dalamnya, kini sudah terungkap bahwa Isa menyukai ku. Oh my god!! Masa iya Isa suka sama aku. Ahh,, gak mungkin deh. Aku kan udah dua kali dipermalukan sama dia. Gak deh gak, gak mungkin Isa suka sama aku. Tapi kalau itu memang benar gimana dong? Oh tuhan! Cobaan apa lagi sih ini, baru aja jadi murid baru udah ada masalah hati kayak gini, haduh! -_-. 

Namun dengan begitu kagetnya si Enis yang langsung kaget dengan melontarkan ucapan “Ha! Apa! Isa suka sama  kamu Nit? Ini gak boleh terjadi!” ucap Enis keras. Ternyata secara diam-diam Enis juga menguping pembicaraan Isa dan teman-temannya untung saja omongannya si Enis barusan gak sampai di denger sama Isa. “Kenapa kamu Nis?” tanya Nela, “Ha! Aku gak terima kalau Isa suka sama Nita, harusnya Isa yang suka sama aku karna udah dari kelas 6 SD aku suka Isa.” Jawab Enis. “Loh itukan haknya si Isa mau suka sama siapa, kamu gak boleh ngelarang gitu dong Nis, lagian juga aku gak suka sama Isa hanya Isanya aja yang mungkin suka sama aku.” Ucapku. Ternyata aku baru tau kalau Enis suka Isa sejak Enis kelas 6 SD namun Isa tak suka dengan Enis. Oh my god -_- dan kemudian Enis pun pergi meninggalkan aku, Riska, dan Nela. Dan sepertinya Enis marah dengan aku karena Isa menyukaiku dan tak menyukai Enis. Dan sejak itu pula Enis dan aku bermusuhan.

**teeettt,, teeettt,, teeettt

Bel sekolah berbunyi tanda telah usai semua pelajaran di sekolah dan kini waktunya pulang. Sesampainya di rumah aku langsung melemparkan tubuh ku di atas tempat yang sangat sensasional yaitu kasur istimewaku. Di situ aku mengingat-ingat lagi percakapan Isa dengan teman-temannya. Aku masih gak percaya kalau Isa suka sama aku sejak awal aku ketemu dia yaitu hari pertama MOS. Mangkanya ketika ku tatapan matanya serasa ada yang berbeda seperti ada gejolak cinta seperti yang pernah ibuku bilang kepadaku. Arrgghhhh.

Namun aku juga berpikir kembali kalau sepertinya aku juga ada rasa suka sama Isa sejak Isa nolongin aku ketika kakiku kesleo. Ahh,, aku terlalu berkhayal! Baru jadi murid baru masa udah suka sama anak cowok sih, tapi rasa suka itu sudah jadi hak setiap manusia. Dan itu tak bisa dipungkiri. Namun jika aku memang suka sama Isa tolong beri aku petunjukmu ya allah. Aku gak mau kalau aku salah orang. Tapi masa hanya gara-gara Isa suka aku, pertemanan ku dengan Enis harus jadi korban? Enis suka Isa tapi Isa suka aku? Itu namanya cinta bertepuk sebelah tangan. Ahh, sudahlah terserah apa kata jalan takdir esok hari, dijalani dulu ajalah.

**
Hari-hari telah ku lalui dengan sebuah pertengkaran dengan Enis dan sebuah senyuman. Aku masih gak percaya kalau pertemananku harus jadi korban, oh tuhan,, kenapa semua jadi begini? Aku bingung. Dan ketika aku sedang duduk santai pada waktu istirahat, aku melihat Isa sedang berjalan mendekat menuju ke arahku, entah ada urusan apa aku tak tau pasti. Dan setelah Isa berada di sampingku. Isa ternyata hanya ingin meminta nomer hp ku buat sms’an saja. Akhirnya aku berikan saja nomer hp ku ke Isa, Itung-itung kalau malem biar ada yang sms aku gitu, ehehehe. Namun disaat Isa dan aku sedikit mengobrol ternyata ada sepasang mata yang sedang mengawasi aku. Dan betul saja ternyata itu adalah Enis. Enis masih marah ke aku padahal hanya gara-gara Isa suka aku. Oh my god Enis! Sudah dong bertengkarnya? Ini hanya sebuah rasa. Kalau kamu suka sama Isa sudahlah ungkapkan saja semua perasaanmu ke Isa. Biar Isa meresponnya.

Hampir setiap hari aku bertengkar dengan Enis. Namun semua itu aku hiraukan karena aku merasa tak bersalah kalau aku itu suka Isa tapi jika aku memang suka Isa ini memang kata hatiku. Hingga pada suatu hari ketika jam istirahat aku dengan tak sengaja menumpahkan semangkok bakso Enis. Dan yang pasti Enis begitu marah ke aku. “ Hey Nit! Kalau jalan itu liat-liat dong! Mata luh taruh mana seh?” sentak Enis. Dan pada saat kejadian itu, tak sengaja ada Isa yang juga berada di kantin. Isa langsung  memebelaku dan balik menyentak Enis “Hey Nis, Nita kan gak sengaja! Gak usah pake otot dong, tinggal diganti paka uangnya Nita aja loh!” ucap Isa. Aku begitu kaget, ternyata Isa membelaku namun Enis semakin panas hatinya ketika dia liat bahwa Isa membelaku. Akhirnya akupun segera mengganti baksonya Enis yang tumpah tadi. Uhh, kenapa seh harus pake bertengkar kayak gini?

Dan pada suatu hari, ketika Enis melihat aku sedang berjalan dengan Isa. Enis langsung menghampiri aku dan Isa, “kenapa seh Sa kamu bisa suka sama Nita? Perlu kamu tau Sa! Aku itu suka kamu sejak kelas 6 SD! Peka dong! Peka!” bentak Enis ke Isa. “Lah? Kenapa memangnya Nis kalau aku itu suka Nita? Dan maaf nih Nis, aku gak bisa paksain untuk menyukaimu karena hatiku saat ini suka kepada Nita. Yeah teman mu sendiri.” Ucap Isa. Oh my god! Udah dong bertengkarnya. Aku gak suka Isa hanya Isa nya saja yang suka sama aku. Tapi lama kelamaan aku merasakan rasa suka kepada Isa. Rasa ini mulai tak bisa ku bohongi hingga memang benar benar aku suka sama Isa. Yeah, aku mulai beneran suka sama Isa.

**
Ketika pulang sekolah, Nela dan Riska menghampiri Enis yang sedang berdiri mematung di depan sekolah. Nela dan Riska mulai mencoba untuk membuka pikirannya si Enis kalau cinta itu tak bisa dipaksakan. “Nis, kamu memang beneran suka sama Isa? Sedangkan Isa saat ini suka sama Nita.” Tanya Nela, “Aku memang suka Isa dari dulu, tapi kenapa Isa gak pernah mengerti perasaanku.” Jawab Enis. Dan Riska pun mulai menceramahi Enis “Nah, kamu gak usah kaget Nis, memang itulah cinta, cinta gak bisa dipaksakan, dan cinta gak harus memiliki. Kini aku mohon kamu relakan Isa demi Nita dan demi pertemanan kita yang mulai hancur karena soal cinta, aku mohon kamu mengerti ya Nis.” Dan setelah Enis diceramahi oleh Riska, kini Enis sudah mulai perlahan-lahan bisa melepaskan Isa demi pertemanan ku dan dia dan demi kebahagian ku dan Isa. Dan sejak saat itu pula Enis sudah mengerti bahwa cinta itu gak bisa dipaksakan.

Dan pada suatu hari ketika pulang sekolah. Entah kenapa tiba-tiba Isa nongol di sampingku. Dia seolah-olah ingin berbicara tetang suatu hal yang sangat penting. Dan ternyata aku begitu terkejut, karena ternyata hari ini Isa ingin mengungkapkan perasaaannya ke aku setelah sekian lama dia simpan hingga menunggu waktu yang tepat. Dan tepat hari ini pula Isa akan mengungkapkan perasaannya ke aku. Namun Isa mengungkapkan perasannya ke aku dengan nada-nada gerogi gitu, maklum orang yang menyatakan perasaan ke seseorang gitukan gerogi, takut diterima atau enggak. “Nita, hmm,,, boleh enggak hatimu buat hatiku?” ucap Isa. “Maksudnya?” tanya ku. “Aku suka kamu Nit, maukah kamu jadi gadis kecil di hatiku?” Isa memperjelasnya. Aku begitu kaget tapi aku telah mengerti apa yang dimaksud oleh Isa.

Namun, aku masih berpikir untuk menerima Isa atau tidak. Tetapi Isa sangat mengerti apa yang dipikirkan oleh ku dan Isa pun memberi kesempatan pada ku untuk tidak menjawabnya sekarang. Aku pun begitu bingung, aku akan menerima Isa atau tidak karena hati ini sedikit belum yakin, apakah aku memang beneran suka sama Isa atau tidak, karena aku gak mau salah pilih. Dan akhirnya setelah luamayan lama aku berpikir dan mempertimbangkan untuk menerima atau tidak dan kini aku telah menemukan jawabanya. 

Hingga pada suatu hari, sepulang pramuka tanggal 09 Maret 2012. Aku bertemu dengan Isa di depan sekolah dan Isa  bertanya kepada ku untuk menanyakan apa jawabannya tentang isi hatiku. Dan tanpa basa-basi pula, aku langsung memberikan jawabanya. “Ya, boleh kok hatiku buat hatimu and now aku mau jadi gadis kecil mu Sa.” Isa begitu terkejut tapi juga senang. Aku melihat Isa begitu tak menyangka ketika aku menerimanya. Hingga pada akhirnya setelah kejadian itu aku dan Isa kini menjalin hubungan yang bernama pacaran. Hahaha, hubungan yang berawal ketika aku menabrak seorang cowok ketika MOS, kini jadi hubungan yang spesial. Dan soal Enis, Enis sudah bisa menerima semua ini dan bisa mengerti kalau cinta tak bisa dipaksakan, dan sekarang Enis pun telah menjalin hubungan sama seperti aku yaitu pacaran bersama laki-laki lain yang jadi pacarnya tak lain laki-laki itu adalah Fajar teman Isa juga.

Dan hari ini juga adalah hari yang begitu spesial karena selain aku telah menjalin hubungan dengan Isa, kini aku mulai mengerti apa itu cinta dan kasih sayang. Dan pada hari ini juga pertemanan ku dengan Enis mulai erat kembali. Dan semoga hubungan ku dengan Isa dan pertemanan ku dengan Enis, Nela, dan Riska bisa langgeng,aminn. Dan buat Enis sama Fajar juga semoga langgeng ya hubungan kalian.

Tamat


Salam Manis 
Yuni

4 komentar:

Yuni Lestari. Diberdayakan oleh Blogger.
Hetalia: Axis Powers - Liechtenstein
 
Yuni chan Blog Blogger Template by Ipietoon Blogger Template